Desa traditional dari jaman edo yaitu Iyashi no Sato, ketika tahun 1966 desa ini terkena angin topan dan tanah longsor sehingga banyak yang hancur penduduk asli meninggalkan desa ini.
Selang 40 tahun rumah - rumah di desa Iyashi No Sato ini direkonstruksi ulang dan dibuka kembali pada tahun 2006 untuk wisatawan supaya bisa merasakan jaman edo, disini bisa belajar budaya, kerajinan lokal maupun makanan lokal.
Ditahun 2019 saya berkunjungnya dinDesa kuno Perfecture Gifu di Gasho Village kebetulan satu jalur dengan Jr Matsumoto paketan pass yang saya ambil dan menginap tidak jauh dari desa tersebut.
1 Juli 2023 kemarin karena menginap di Kawaguchiko begitu cek map ada paketan ke Desa Kuno bernama Iyashi No Sato Nenba toh sudah di cover sama tiket fuji pass jadi cuss dah perjalanan sekitar 40 menit - 1 jam.
Di Iyashi no Sato nenba ini terdiri dari 20 rumah tradisional beratapkan jerami, bentuk atapnya menggambarkan penutup kepala yang dipakai samurai atau helm samurai, architecture rumah bergaya Kabuto zukuri.
Setiap rumah dibuka untuk umum dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Masing-masing rumah ada yang digunakan untuk museum 2 lantai berkisah tentang Desa Iyashi No Sato Nenba, ada yang buat restoran, buat menjual suvenir dan menyewakan baju traditional.
Peralatan penduduk untuk berkebun
tempat mereka ngeteh ngopi dimana ada tungku ditengah tengah kami, sambil merebus air pakai ceret digantung di langit rumah plus bakar ikan.
tempat mereka ngeteh ngopi dimana ada tungku ditengah tengah kami, sambil merebus air pakai ceret digantung di langit rumah plus bakar ikan.
Rumah kuno dengan desain dari kayu dan jerami anyaman bambu sebaga atapnya atapnya di ganti setelah sekian tahun dengan upacara adat.
Suasananya asri sepi maklum dikaki gunung, kalau cuaca bagus Gunung Fuji kelihatan nyata disini sayangnya pas mending jadi gunungnya tertutup.
Bagi yang muslim disini tersedia musholla dan waring makan HALAL.
Berkunjung disini disetiap musim bagus disaat Sakura kereen banget bunga2 pink Sakura, disaat musim gugur daun warna maple dan musim salju disini terkena salju juga.
Peta Rumah Iyashi no Sato
1. Wazenya / Resto tradisional yang menjual Mitarashi Dango alias makanan tradisional dari beras kuno
2. kincir air tempat pengairan
3. Pusat informasi
4. Pabrik pengolahan produk kusus
5. Relaksasi alias ruangan santai ngobrol ngopi ngeteh, terdapat ceret air untuk direbus dibawahnya arang.
6. Seseragiya, rumah yang berisi lukisan, tempat ibadah, hiasan dari origami yang disusun rapi di Teras rumah, contoh ukuran atami yang digunakan orang dahulu
7. Museum sabo, Museum yang berisi tentang desa ini jaman dulu sebelum terjadi topan dan longsor
8. Produk pembakaran arang
9.rumah tidur
10. Takumiya
11. Miharashiya
12 pengawas kebakaran
13 toka nu ganu
14 toko kertas
15 toilet umum
16 rumah minyak dan kain
17 mainan dr tanah
18 kerajinan chirimen dan hiasan
19 omoideya
Rumah no. 20 tempat persewaan baju kimono atau ala pendekar jaman dulu, ketika kami lewati pas rame banget.
Transportasi : Bus dari Kawaguchiko stasiun ke Saiko Iyashi No Sato (G lines)
Baca juga ya
35 Komentar
Wah wah 😍
BalasHapusVibes tempat wisata di jepang tampak sangat mengagumkan ya. Ngomong-ngomong, ibu ngerti nggak kalau bon belanjaannya pakai bahasa jepang
Kebalikan di negara kita, pada berlomba menjadi masyarakat modern meski banyak menghasilkan kerusakan. Di Jepang justru kembali ke jaman tradisional jaman edo ya
BalasHapusAsri banget ya mba dan ori beneeer. Aduh jadi mau minta bonceng berkunjung ke sana 😁 bayangin ngupi ngeteh ceret di atas arang dengan view gunung Fuji..
BalasHapusSenengnya kalau bisa wisata keliling dunia. Di antaranya mengenal budaya Jepang yang unik dan menarik ini. Bacanya aja asik mbak, apalagi kalau nyoba sendiri ke sana. Wow
BalasHapusMasyaAllah, mupeeeng. Pengen banget bisa main kesini saat musim sakura atau salju deh. Ngerasain vibe kampung di Jepang kan ya, haha. Segala yang berbau masa dulu tu keren banget sih kalo buat aku. Eniwe, salfok sama baju batikmu, mbaak. Cakeepp.
BalasHapusBeneran masih terjaga banget ya bangunan dan lingkungannya. tetap tradisional dan semuanya terkesan tak berubah sejak masa lampau. Menikmati kampung ini seperti masuk kedalam mesin waktu jadinya
BalasHapusBeruntungnya, sudah menjejak di Jepang (salah satu my dream destination)
BalasHapusMenyenangkan ya..apalagi dari lokasinya bisa melihat Gunung Fuji.
desanya pun begitu khas tradisional budaya jepang lama dengan tatanan bangunan yg apik dan asri
wah ini kayaknya beneran tradisional gitu ya, mbak rumah-rumahnya. kalau internet atau wifi ada juga nggak sih mbak di desa ini?
BalasHapusJepang itu selalu rapi kak. Mau di kota, di desa vibes teratur nya hidup mereka itu gak bisa dipisahkan dari orang Jepang itu sendiri. Sukaaaa sama keteraturan mereka.
BalasHapusJepang tuh merawat rumah rumah tradisional begini, sebagai penghormatan pada leluhur, trus disukai wisatawan, jadi deh pemasukan besar dari wisata, keren sik
BalasHapusKarena tidak ada yang menempati, jadi dirawat oleh pengelolanya ya? Dari gambar2nya sudah nampak sejuuuk adem yaaa.. Dan mereka juga sudah memerhatikan animo wisatawan muslim shg menyediakan warung halal dan musholla.
BalasHapusMumpung dekat dan satu paket dengan Fuji Pass memang harus diambil ya Mbak. Dan tenyata keren sekali. Cuma 20 rumah bisa jadi tempat wisata sebagus itu. Keren, keren, keren
BalasHapusWah keren jg ya liburan nya ke tempat yg ga terlalu mainstream gini. Dari foto2nya kerasa sangat natural dan kenyal budaya jepangnya, zaman edo mengingatkan masa kecil wkt nonton samurai x
BalasHapusMampir ke tulisan Mba bikin aku langsung teringat sama berbagai scene dalam anime Taisho Otome Otogivanashi, terutama di foto ketika duduk di dekat tungku perapian yang biasa dimanfaatkan untuk duduk santai sambil ngeteh atau ngopi. Selalu senang setiap kali mampir ke blog Mba.
BalasHapusMasyaaAllah butuh 40 tahun buat bangun kembali Desa Kuno Iyashi No Sato Nenba di Danau Saiko, Mt Fuji Jepang ini yah, Mbak. Fix! Wisata satu ini bakal jadi destinasiku kalo ke Jepang nanti, aamiin..
BalasHapusSenangnyaa... aku mampir ke sini tahun 2019 mba, sebelum COVID-19. bahagia banget soalnya pakai baju kimo komplit dan keliling desa foto - foto hihihi. semoga bisa balikk lagi ke sini akuuu
BalasHapusSemua yang tradisional ini emang sesuatu ya...duh seneng banget kalo baca postingan Mbak, detil, jelas, seru, dan bikin rencana trip lebih mudah. Thanks for sharing your wonderful trip mbaa. much love
BalasHapuswah keren ya. Rumah kunonya masih dijaga banget. Jadi kita bisa ikut merasakan gimana kehidupan di masa lalu. Kudu ke Jepang ini.
BalasHapusWah, saya mau sekali ke Desa Kuno Iyashi no Sato ini, Mbak. Bayangkan saja, selang 40 tahun baru dibangun ulang. Salut sekali dengan Jepang. Tidak hanya jadi tempat wisata, tapi juga edukasi dan pengetahuan, bagaimana kehidupan zaman Edo. Kalau bisa Indonesia sih ada desa seperti ini. Kan, generasi sekarang bisa tahu juga kehidupan di Indonesia zaman dulu hehehe.
BalasHapusKalau start dari Tokyo, bisa sekalian lihat gunung Fuji ya, Mbak.
Jepang sepertinya peduli banget ya dengan tradisi dan pelestarian bangunan kuno. Seneng lihatnya.
BalasHapusSalut ya sama Jepang, rumah tradisional mereka dirawat dengan baik dan jadi tempat wisata yang keren banget. Destinasi yang kudu masuk list kunjungan kalau yang dolan ke Jepang ini.
BalasHapusMasya Allah menarik banget rumah-rumah dan lingkungannya keliatan asri ya.. jadi pengen ikutan trip juga nih kesana :)
BalasHapusGak semua orang main ke Jepang mengunjungi desa kuno seperti Keluarga Kak Yeni ini. Biasanya mereka hanya main ke lokasi yg modern dan kekinian, hehehe
BalasHapusTerimakasih semua pengalaman dan informasinya
Senang pasyinya bsia liburan ke Jepanh, lebih senang lagi bisa mengunjungi tempat yang luar biasa. Tempat yang memiliki banyak nilai, mulai sejarah hingga budaya. Sepertinya kita perlu meniru apa yang dilakukan oleh Jepang, sehingga bisa menunjukkan budaya kita kepada setiap orang yang datang.
BalasHapusDesa kuno jadi berasa balik ke Jepang tempo dulu yaa, keren Jepang masih melestarikan kebudayaan kunonya. Semoga saya juga bisa maen kesana jugaa pengen banget
BalasHapuskeren banget mba desanya.. sangat menarik dan membuat kita jadi merasakan zaman edo yaa.. jadi kepengen ke sana, tapi saya dulu ke jepang cuma ke hiroshima aja hehe
BalasHapusBener-bener desa nih. Atap rumahnya mirip dengan atap rumahku di Garut. Atap zaman old yang meruncing ke atas. Adem bener kayaknya di situ ya.
BalasHapusAku salfok sama pemandangan di sekitarnya. Asri banget lho. Jadi untuk ke Iyashi No Sato Nenba ini dari Kawaguchi sekitar 40 menit sampai 1 jam ya kak. Noted
BalasHapusMasyaallah keren ya Jepang, menjaga adat dan tradisi, senang deh baca ulasannya mbak, jadi berasa ada di sana, semoga ada rezeki untuk berkunjung kesana
BalasHapusView nya cakep banget, jadi keinget zaman dulu. Berasa tenang banget kalau tinggal di sini 😍😍
BalasHapusLantai rumahnya tu kinclong bener yak..
BalasHapusPadahal dari kayu...
Di foto pertama mba yeni pake batik.
Keren lah..
Pake batik berkunjung ke budaya jepun
Tempat paling enak bagi saya asalah yang menyediakan tempat berwudhu
BalasHapusMendatangi desa kuno, jadi berimajinasi tentang kehidupan mereka di masa lalu gak, sih Mbak Yeni? :) Menarik banget yaa ...
BalasHapusMenyenangkan pula ada musholla dan warung makan HALAL ya.
Sebenarnya mirip2 juga ya dengan Indonesia bagian pegunungan gitu. Cantik dan sejuk tentunya suasananya. Menarik banget dengan sejarah desanya itu, bisa menjadi kisah tersendiri yang dipelajari sebagai bagian dari masa lalu.
BalasHapusSemoga aku bisa ke Desa Kuno Iyashi no Sato Nenba nih. Mau banget jalan-jalan ke desa kuno di Jepang. Apalagi suasananya kelihatan adem banget ya.
BalasHapus