Padahal seminggu lalu piknik tipis-tipis di Granadaland trekking, main di sungai dan cek kambing di peternakan.
Weekend akhir bulan Januari 2022 ini karena ada tanggal merah Imlek dan anak-anak ternyata daring lagi, kami cuss mendadak kali ini destinasi pertama kami ke KAWAH DOMAS.
Tau ga sih berkali-kali ke Tangkuban perahu sejak kecil tiap ikut piknik ke Bandung mesti ke gunung prahu kebalik, ga sengaja lihat youtube ternyata ada kawah domas yang belerangnya tidak berbahaya trs air belerang bisa buat merebus telur lho.
Sebetulnya di Gunung Tangkuban Perahu ini ada 12 kawah akan tetapi hanya Kawah Domas ini yang boleh di kunjungi karena belerangnya tidak beracun.
Kami berangkat sabtu pagi dari pintu masuk toll pulogebang jakarta timur ternyata ramee padet, sempat macet di titik-titik rest area. Cek google awalnya kami mau lewat subang, suami merubah haluan lewat wanayasa pemandangannya kereeen 👌.
Sesampainya di gerbang tangkuban perahu bayar tiket HARI LIBUR
tiket masuknya 30 rb/orang,
parkir mobil 5rb
Karcis masuk kendaraan roda 4 -35rb
Tujuan utama kami langsung Kawah Domas bukan Kawah Ratu yang biasa wisatawan kunjungi. Kawah Domas lokasinya sebelum Kawah Ratu sekitar 900 meter dari Gerbang Pintu Utama Tangkuban Perahu.
Kami parkir di kiri jalan, sebelah kanan jalan ada tulisan Gerbang Kawah Domas dimana ada tiket untuk membayar guide, WAJIB PAKE GUIDE DISINI. Biaya guide 100rb kami berempat di temani satu guide dan satu bapak penjual suvenir. Konon katanya penjual suvenir ikut menemani pengunjung sambil menawarkan suvenir gelang tasbih dari batu andesit. Di sini guide, penjual suvenir, petugas pijat lulur lumpur kawah sudah diatur jadwalnya oleh pengelola sehingga tidak berebut.
Dari gerbang tiket Kawah Domas menuju ke Kawah Domas memasuki Hutan Lindung dengan jarak 1,2 km, jalanan masih tanah landai sekitar 900 meter nanti mendekati Kawah jalanannya tangga menurun sekitar 300 meter.
Pos security dan loket resmi pembayaran guide perkelompok.
Kami mulai memasuki hutan lindung dimana disini itu kalau berangkat pagi masih ketemu dengan luthung alias monyet hitam.
Kawah domas jam 3 sore sudah tutup karena menjelang maghrib dan malam hari ada Macan Dahan kenapa di sebut macan dahan karena suka nangkring di dahan, melompat di dahan, kalau musim hujan di hutan lindung ini ada cacing sebesar ular suka muncul, ada Elang Jawa juga disini.
Banyak keunikan di hutan lindung ini selain satwanya, ada aneka flora unik seperti Pohon Jamuju ini sudah berusia 300 tahun dimana pohon ini tidak tumbang ketika gunung pertama kali meletus tahun 1829 padahal di bawahnya aliran lahar.
Kalau ini adalah batang pohon dimana kulitnya di buka menghasilkan motif batik, setiap pohon menghasilkan motif batik yang berbeda, konon batang kayu ini bisa mengusir nyamuk.
Ini adalah buah rambutan hutan, kulit luarbya berduri tajam, yang dimakan bijinya tapi direbus terlebih dahulu supaya empuk seperti biji nangka.
Kalau sudah sampai di jembatan ini sebentar lagi sampai akan tetapi jalannya mulai menurun yaa sekitar 300 meterlah.
Kawah domas dimana kolam-kolam itu diperuntukkan buat pengunjung berendam kaki, setiap kolam mempunyai suhu beragam mulai yang hangat 30 drajat, 40 drajat, 50 drajat sampai 100 drajat.
Perjalanan sekitar 20 menit kami sampai di Kawah Domas, ada satu warung yang menjual telur mentah, cemilan, minuman.
Kami langsung membeli 5 telur mentah diletakkan di keranjang kecil bergagang kayu kemudian di letakkan di air belerang yang paling panas lokasinya di dekat Tulisan kawah Domas.
Sambil menunggu telur kami rendam kaki, oiya teman-teman jangan kaget ya kalau banyak yang menawari pijit kaki tangan dengan lumpur belerang harga 100rb.
Sebetulnya kami tidak memerlukan tapi salah satu ibu memaksa dan bilang bayat suka rela tidak mengapa, okelah ya akhirnya saya iseng cobain pijit lulur kaki dengan lumpur belerang.
5 telur yang sudah matang langsung ludess anak-anak suka karena rasanya gurih seperti telur omega 3. Anak-anak minta nambah beli telur lagi 4 dan minta setengah matang, kami mencoba meletakkan telur di uap panas yang mencapai 60-70, memang agak lama matangnya tapi penasaran, telur setengah matangpun akhirnya jadi juga dan dibawa pulang.
Wajib mencobanya ya teman2 wisata alam yang unik ini di Tangkuban perahu.
- Harga telur 5rb/butir mau hemat bawa telur sendiri gapapa
- Guide 100rb (Jumlah peserta 1 - 6 orang)
- Lulur pijat kaki tangan 100rb kalau mau nego juga gapapa.
- Gelang andesit 50rb
Setelah dari Kawah Domas ini kami melanjutkan perjalanan di area Cibodas
Menginap di Pondok Anteng dan Trekking di Curug Luhur Cibodas, lanjut kami pindah ke Bandung Hotel Container Lucuu murah
Villa Apung Pengalengan 👍 pemandangannya bak swiss
Nantikan kisah kami berikutnya yaa
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
31 Komentar
Wah saya baru tahu tentang Kawah Domas. Selama ini kalau main ke Tangkuban Perahu ya ke kawah utama itu. Ternyata punya keunikan sendiri kalau ke kawah Domas, kita bisa trekking dengan aroma hutan. Bisa melihat aneka flora. Jadinya nambah pengetahuan juga untuk anak-anak ya Mbak. Gak sekadar berwisata saja
BalasHapusBetulll bunn
HapusMbak, di sana harga telur mentahnya mahal, nggak?
BalasHapusTerus, ditemani sama penjual souvenir sepanjang perjalanan gitu? Kalau gak dibeli gpp?
Mbaksay itu sudah saya tulis lho harga telur mentahnya 5rb, tidak beli suvenir tidak apa apa kok, kalai kasian kasih tips saja tapi tidak beli.
HapusWah kangen masa kecil nih jadinya. Dulu saat SD saya main ke kawah Tangkuban perahu terus merebus telur. Dulu sih belom terorganisir seperti sekarang.
BalasHapusSenang banget ya bisa berbaur dengan alam mainnya
👌👌iyess seru banget maak
Hapuswah aku baru tau kalau ada yang namanya kawah domas. tempatnya bagus banget cocok buat healing dan juga hunting foto karna spotnya bagus banget. plus bisa dijadikan tempat berwisata dan edukasi buat anak untuk lebih mengenal dan cinta terhadap alam serta menambah wawasan mengenai berbagai macam flora yang ada.
BalasHapusEh beneran matang ya telurnya *baca sambil melongo* suasananya juga asyik banget, jadi pengen celupin kaki di sana. Ngeliat batang pohon bermotif batik pun langsung takjub aja.
BalasHapusMesti diingat banget nih tempatnya, domas, domas.
Aku inget ke Tangkuban Perahu tuh cuma di pinggirannya aja gasampai ke kawah Domas itu. Next time, pengen juga nyobain telur rebus yang direbus langsung gitu. Pasti sensasinya beda. Ditunggu banget cerita jalan-jalannya yaaaa mbak :)
BalasHapusWah, seru banget ya wisata di air panas belerang gitu. Bisa makan telur rebus juga..Dari dulu aku pengin ke Tangkuban Perahu aja belum sempat kesampaian euy. Jadi pengin kesana. Semoga ada kesempatan ya..
BalasHapus5 ribu perbutir, mahal ya, hahaha. Wajar sih karena kan di tempat wisata. Kalau mau susah, bawa dari rumah aja barang sekilo, ckckck
BalasHapusKawah Domas asyik juga buat jalan tipis-tipis. Suka hutan lindungnya. Baru juga lihat pohon dalamnya batik kaya gitu
Baru tahu tentang Kawah Domas. Selama ini kalau main ke Tangkuban Perahu ya ke kawah utama itu. Ternyata Ada yg unik his rebus telur dn rendam kaki juga
BalasHapusBaru tau nih aku mbak ada rambutan hutan, mirip si ya bentuknya sama rambutan biasa. Kalo rasanya gimana? Aku rada ga betah klo ke kawah bau belerangnya di hidung langsung kaya perih gtu padahal seru juga ya
BalasHapusKawahnya gak bau belerang kakk
HapusBanyak sekali sudut yang menarik dari kawah Domas ini ya Mbak, Rasanya pengen ikutan jalan jalan menyusuri indahnya pemandangan kawah Domas. Seneng deh kalau piknik disediakan tour guide ya, jadi nggak sekedar ekplor aja dan pastinya ada yag bisa dimintain tolong untuk fotoin hehehe.
BalasHapusWah, seru banget mbak. Bisa explore banyak hal ya menuju kawah. Sampai tujuan bisa menikmati pemandangan, bisa berendam sambil makan telur rebus hehe
BalasHapusMashaAllah, kak Gusti..
BalasHapusBaru kemarin wa tuh, blogpostnya uda jadi ajaaa....
Curiga aku ini ada kak Gusti server 1, server 2, hahaha...
Seru yaa..
Main ke Kawah domas. Berasa di pemandian air hangat di Korea.
Sajian telur yang bisa dimakan bersama pasangan. Uwaaaa~
**aku selama ini gak pernah turun ke kawah Domas, kak Gusti.
Malah keliling sepanjang Gunung Tangkuban Prahu, jaman masih newlyweds sih.. Sekarang..emm, stamina sudah gak mendukung, kyaaa~
😃😃😃gimana maak tampilan terbarukuu? Kasih masukan yaaa
HapusSaya dan keluarga lebih sering ke kawah Ratu kalau ke Gunung Tangkuban Parahu, hanya sesekali aja ke kawah Domas-nya. Lebih banyak eksplore di sekitar kawah Ratu hehehe
BalasHapusIh seruuuu banget ini!
BalasHapusAku juga pasti mau dong merebus telur langsung di kawah sambil merendam kaki di air belerang.
Btw,
Pasti seru ya kalau berkesempatan ketemu si lutung monyet hitam.
Eh tapi, apakah berbahaya Mba?
Rasanya semua aktivitas di atas akan aku adopsi juga ne!
Seru pisan!
Seruu banget cerita perjalanannya, aku jadi penasaran dengan kayu yang dikelupas dan muncul motif batik. Unik gitu ya pasti motifnya bisa beda-beda. Aku juga tahu kawah Domas dari channel youtube, eh baca kisah mba Gusti jadi makin pengen deh kesana
BalasHapusWah jadi kangen Bandung. Aku dulu ke sana belum ada guide. Mau ke Gunung Tangkupan Prahu malah kesasar ke Kawah Domas. Jadi enak sih. Bisa makan telur dulu buat ngisi perut yang kelaparan. Seru banget jalan-jalannya. Aku belum pernah ke villa apung. Bagus banget ya. Kayak di luar negeri.
BalasHapusWisata di Bandung itu nggak ada abisnya ya. Di Tangkuban Perahu aja ada berbagai macam kawah yang bisa dikunjungi.
BalasHapusWah senangnya bisa jalan jalan ke kawah domas mbak. Apalagi pengalaman dipijat dan makan telur yang direbus langsung di sana itu bagi anak anak pengalaman luar biasa yaa. Keren.
BalasHapusWisata alam yang seruuu.....
BalasHapusPenasaran banget dengan kayu yang bermotif batik setelah dikuliti itu mbak. Fenomena unik banget itu....
wah telurnya masak ya mbak, terus kawahnya juga terawat. kalau di aceh juga ada pemandian air panas seperti ini, aku juga sering rebus telur. sayangnya disana banyak sampah
BalasHapusSedihh ya mb fenomena kl tmp dah viral wisata endinge sampah. Di kawah domas di bersihkan.
HapusSaya dari dulu kepengenan camping belum terwujud. Apalagi ke Jawa Barat yang alamnya luar biasa mempesona. Rasanya nggak bosen kalo mesti ke daerah Jabar berkali-kali. Adem.
BalasHapusIya banget, kawah-kawah kecil yang ada di Tangkubanperahu memang banyak dipake buat masak telur. Duh kangen deh aku ke Tangkubanperahu lagi. Terakhir kali itu udah lamaaa banget. Sebelum pandemi gitu.
BalasHapusAq baru tau pas baca tulisanmu mba kawah domas ini, aq udha 3 kali kayaknya ke takubanperahu cuma sampe kawah utama aja ga sampe ke kawah ini
BalasHapusDulu saya juga gitu maak gatau kalau ada kawah keren ini
Hapus